Peneliti Bosscha Tanggapi Kesaksian Warga Lihat Benda Bercahaya di Langit Kamis Malam

Staf Peneliti Observatorium Bosscha Bandung, Agus Triono P.J., mengatakan sudah melihat sejumlah video yang menampilkan sebuah benda yang terbakar di langit pada Kamis malam 14 September 2023. Sejumlah warga di Pulau Jawa seperti Wonogiri, Yogyakarta, Bandung, Garut, hingga Yogyakarta, dihebohkan oleh penampakan benda bercahaya yang terbakar di langit Kamis malam. Beberapa di antaranya berhasil mengabadikan kejadian tersebut melalui video dan akhirnya viral di media sosial dengan tajuk meteor.

Agus mengatakan, dilihat dari video video tersebut, maka bisa dikatakan bahwa itu adalah benda dari angkasa yang terbakar di atmosfer bumi. Agus mengatakan, dilihat dari rangkaian video yang viral di media sosial ini, terlihat bahwa benda tersebut pecah menjadi bagian bagian lebih kecil. Juga menampilkan bahwa benda ini terbakar cukup lama di langit, menandakan bahwa benda ini bukanlah batu meteorit yang terbakar di atmosfer bumi seperti saat hujan meteor.

Ia menjelaskan bahwa dalam dunia astronomi, meteor sebenarnya adalah istilah yang menunjukkan sebuah peristiwa, yakni masuknya benda asing ke atmosfer bumi. Peristiwa itu ditandai dengan terbakarnya benda asing tersebut. Dulu 40 Tahun Jadi TKW di Malaysia, Kini Jadi Penghuni Panti Jompo, Uang Hasil Kerja Dihabiskan Anak Halaman 3 Daftar 75 Perwira Tinggi TNI yang Dimutasi Panglima Yudo Margono, Terbanyak dari AL

Identitas Pengungsi Rohingya Terdampar di Aceh Timur, 7 Orang Bukan dari Myanmar, Ini Sosoknya Serambinews.com Nama nama 36 Perwira TNI yang Dimutasi Panglima TNI Laksamana Yudo Margono Sosok Camat Cantik yang Mundur usai Dihina Bupati %27Jual Payung%27, Viral Surat Terakhir: Prinsip Hidup Halaman 4

Wirang Birawa Bicara Perselingkuhan Artis Berinisial RI Benda asing yang dimaksud, katanya, bisa macam macam. Bisa berupa batuan dari luar angkasa yang biasanya disebut sebagai batu meteorit. Kedua, bisa juga berupa benda buatan manusia seperti satelit atau bagian roket yang tertarik kembali gravitasi bumi. "Yang kemarin itu, kalau dilihat dari bentuk profilnya, peristiwanya di video, itu sepertinya dari sisa sisa benda buatan manusia. Kalau tidak roket, ya satelit yang tidak terpakai. Yang saya lihat kemarin itu kan dia pecah dan cukup lama membaranya di langit," kata Agus melalui ponsel, Jumat (15/9/2023).

Agus menjelaskan, bagian roket atau satelit memiliki durasi terbakar relatif lebih lama daripada meteor yang berupa batuan. Batuan dari angkata, katanya, lebih cepat hancur di atmosfer. Kalau yang buatan, karena bahannya artificial atau buatan manusia, besinya lebih kuat menahan panas sehingga bisa menyala lebih lama di atmosfer bumi. "Meteor tidak harus benda langit. Benda dari luar angkasa itu bisa macam macam, bisa satelit yang kita letakkan di sana sengaja dijatuhin atau tidak sengaja terjatuh karena memang namanya sampah seperti kita menumpuk sampah, bisa longsor," katanya.

Ia mengatakan benda tersebut dilaporkan terlihat di Bandung, Garut, sampai Yogyakarta. Pada dasarnya, siapapun di kawasan yang dilalui benda ini dapat melihatnya asalkan kondisi langit sedang cerah. "Kalau batuan dari luar angkasa yang jatuh ke bumi, memang zaman dulu dibuat menjadi keris, dibuat menjadi senjata senjata. Cuma jarang sekali karena ukurannya kecil kecil yang masuk ke bumi. Sekalinya masuk gede banget, bisa seperti zaman dinosaurus dulu," katanya. Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Sumber:

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Related Posts

Cukurova Gastrointestinal 2023: Inovasi dan Kolaborasi di Bidang Gastroenterologi

Cukurovagastrointestinal2023.com adalah konferensi tahunan terkemuka yang berlangsung di Cukurova, Turki, dan menyatukan para ahli, peneliti, dan praktisi di bidang gastroenterologi dari seluruh dunia. Dikenal sebagai salah satu…

Tips Melihat Puncak Hujan Meteor Geminid 14-15 Desember 2023 di Indonesia

Puncak hujan meteor Geminid akan terjadi pada 14 15 Desember 2023. Menurut Royal Museums Greenwich , hujan meteor Geminid berlangsung pada tanggal 4 20 Desember 2023. Puncak…

Artificial Intelligence Tak Gantikan Peran Dokter, Tapi Bantu Diagnosa dan Prediksi Hasil Pengobatan

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (UPH) Prof Eka J. Wahjoepramono, mengatakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dapat dimanfaatkan untuk pekerjaan manusia dalam dunia kedokteran. Penggunaan…

Dikembangkan eks Orang Terkaya Dunia, Hati-hati Sebar Nyamuk Wolbachia

Ahli kesehatan Masyarakat sekaligus Epidemiolog Dicky Budiman mengingatkan pemerintah perlu berhati hati menerapkan penyebaran nyamuk Wolbachia di lima kota di Indonesia. "Sekali lagi hati hati dalam memilih…

Hadapi Tantangan AI, Turnamen Sains Data Nasional Digelar untuk Cari Talenta Terbaik

Pembukaan kegiatan Turnamen Sains Data Nasional (TSDN) 2023 dibuka sejalan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2023. Momen Sumpah Pemuda menjadi pemacu penting untuk membangkitkan kembali…

Gerhana Bulan Sebagian 29 Oktober 2023 di Indonesia, Berikut Wilayah yang Dapat Menyaksikannya

Fenomena Gerhana Bulan Sebagian/Parsial akan terjadi di Indonesia pada Minggu, 29 Oktober 2023. Gerhana Bulan Sebagian merupakan peristiwa terhalanginya cahaya matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *